MENGENGGAM ILMU, MEMULIAKAN ULAMA

Feb 24, 2018Kabar Sekolah, Majalah Sinaran0 Komentar

MENGENGGAM ILMU, MEMULIAKAN ULAMA

Memuliakan Ilmu

Alloh Yang Maha Bijaksana, menjadikan ilmu sebagai salah satu jalan memuliakan manusia. Ilmu yang didatangkan Alloh di alam raya, diciptakan bagi kebaikan hidup manusia. Maka sebagai hamba Nya, sudah selayaknya kita menempatkan sesuatu yang Alloh jadikan manusia mulia itu, kita muliakan pula.

Allah ta’ala berfirman,

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

“Allah mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” [Al-Mujadilah: 11]

Hampir kita semuanya kita sepakat, ilmu merupakan sesuatu yang utama. Dimulai dari kesepakatan untuk mendidik putra-putri tercinta di rumah sejak kecil, menyekolahkan mereka di rumah ilmu yaitu sekolah dan pondok pesantren, hingga jenjang tertinggi di perguruan tinggi secara formal. Banyak juga dikalangan kita membudayakan raihan ilmu yang didapat secara informal. Akan tetapi belum semua bersepakat untuk bertindak sebagai manusia yang memuliakan ilmu dengan menguasai dan memanfaatkannya.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,

يرفع الله المؤمن العالم على المؤمن غير العالم ورفعة الدرجات تدل على الفضل إذ المراد به كثرة الثواب وبها ترتفع الدرجات ورفعتها تشمل المعنوية في الدنيا بعلو المنزلة وحسن الصيت والحسية في الآخرة بعلو المنزلة في الجنة

  1. Allah mengangkat derajat seorang mukmin yang berilmu melebihi mukmin yang tidak berilmu.
  2. Terangkatnya derajat menunjukkan keutamaan, yaitu banyaknya pahala yang dengan itu terangkatlah derajat.
  3. Ketinggian derajat mencakup ‘maknawiyah’ di dunia, seperti kedudukan yang tinggi dan disebut dengan kebaikan, dan juga mencakup ‘hissiyah’ di akhirat yaitu kedudukan yang tinggi di surga.
    [Fathul Baari, 1/141].

Berita ini menjadi penguat jiwa-jiwa beriman untuk haus terhadap ilmu dengan penuh kepentingan menisbatkannya pada kehidupan masing-masing. Ilmu yang sungguh penting mendasarinya adalah Ilmu Aqidah, yang merupakan fondasi insan beriman berkeyakinan, berpikir dan bertindak. Terlebih menuntut ilmu menjadi sebuah kewajiban. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224)

Baca Juga  Twibbonize Dirgahayu Indonesia - 76

Ilmu yang mana yang diwajibkan untuk dipelajari dengan penuh kesungguhan oleh Umat Islam?


مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ

 

“Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah berilmu.Barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu.Barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu.”

 

Maka mendikotomikan ilmu dunia dan akhirat, tanpa menggenggam dan menguasainya, menjadikan kita terjebak dalam kesesatan.

 

لَيْسَ بِخَيْرِ كُمْ مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ لِاخِرَتِهِ وَلاَ اخِرَتَهُ لِدُنْيَاهُ حَتّى يُصِيْبُ مِنْهُمَاجَمِيْعًا فَاِنَّ الدَّنْيَا بَلَاغٌ اِلَى اْلاخِرَةِ وَلَاتَكُوْنُوْا كَلًّ عَلَى النَّاسِ

 

“Dari Anas ra, bahwasannya Rasulullah Saw. telah bersabda, “Bukanlah yang terbaik diantara kamu orang yang meninggalkan urusan dunianya karena (mengejar) urusan akhiratnya, dan bukan pula (orang yang terbaik) oarang yang menhinggalkan akhiratnya karena mengejar urusan dunianya, sehingga ia memperoleh kedua-duanya, karena dunia itu adalah (perantara) yang menyampaikan ke akhirat, dan janganlah kamu menjadi beban orang lain.” (HR

 

Kedudukan aqidah bagi ilmu-ilmu dan amal-amal adalah seperti kedudukan fondasi dalam sebuah bangunan, seperti akar bagi pohon. Sebagaimana halnya bangunan tidak bisa berdiri tanpa pondasi dan pohon tidak bisa tegak tanpa akarnya maka demikian pula ilmu dan amal seorang tidak akan bermanfaat kecuali apabila didasari dengan keyakinan yang benar. Aqidah sebagaimana diajarkan melalui Rasululloh Muhammad, yang diiringi para sahabat dan ulama wa Rasatul Anbiya’.

Aqidah yang benar adalah parameter diterimanya amal di sisi Allah. Lawan dari aqidah yang benar adalah syirik (mempersekutukan Allah). Untuk itulah kesungguhan mesti dilandasi keinginan mendapatkan petunjuk yang benar, agar terbebas dari kesesatan dan kesyirikan. Maka mempelajarinya kepada orang berilmu, menjadi kunci agar selamat dalam mendalami ilmu fundamental. Ilmu yang akan menjadi landasan menempatkan kepentingan ilmu-ilmu yang lain untuk dikuasai demi kemaslahatan hidup dunia hingga keselamatan hidup di akhirat kelak.

 

Memuliakan Ulama

Fenomena tidak menghargai para ulama, sangat mungkin dikalangan masyarakat yang tidak berilmu. Akan tetapi terjadi pula sikap elemen masyarakat yang dianggap “intelek” akan tetapi jauh dari pemahaman Islam. Bahwa sudah menjadi kondisi yang umum, setiap Nabi dan Rabu diutus, terdapat fenomena penentangan, bahkan tidak sedikit para Nabi yang dibunuh umatnya.

Baca Juga  Cooking Class ala Play Group Yaumi Fatimah Kudus

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الْعُلُمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ

Ulama adalah pewaris para nabi.” (HR At-Tirmidzi dari Abu Ad-Darda radhiallahu ‘anhu),

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إن الْعُلُمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ، إِنَّ اْلأَنْبِياَءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْناَرًا وَلاَ دِرْهَماً إِنَّمَا وَرَّثُوْا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (Hadits ini diriwayatkan Al-Imam At-Tirmidzi di dalam Sunan beliau no. 2681, Ahmad di dalam Musnad-nya (5/169).

Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan para ulama sebagai pewaris perbendaharaan ilmu agama, pewaris tugas mulia para Nabi. Sehingga, ilmu syariat terus terpelihara kemurniannya. Oleh karena itu, meninggalnya salah seorang dari mereka para Ulama Wa Rasatul Anbiya’, mengakibatkan terbukanya fitnah besar bagi muslimin, dengan berkurangnya Ulama sebagai sumber ilmu dan pemberi fatwa-solusi. Ketika terjadi kebingungan kaum awam dalam mensikapi permasalahan kehidupan, semakin sedikitnya pemberi rujukan akan berpengaruh tindakan yang akhirnya dipilih umat. Tidak kenal maka tidak paham. Tidak paham maka tidak menghargai, dan tidak menghargai maka tidak sayang. Pepatah orang berilmu diatas menggambarkan betapa jauhnya dampak orang tidak berpengetahun cukup.

 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan hal ini dalam sabdanya yang diriwayatkan Abdullah bin ‘Amr ibnul ‘Ash, katanya: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعاً يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِباَدِ، وَلَكِنْ بِقَبْضِ الْعُلَماَءِ. حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عاَلِماً اتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُوْساً جُهَّالاً فَسُأِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang alim pun, maka orang-orang mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Al-Bukhari no. 100 dan Muslim no. 2673)

Baca Juga  E Money dalam Pandangan Islam

 

Menggapai ikhtiar berilmu

Memuliakan ilmu akan berdampak kesadaran memuliahkan sumber ulama. Memuliakan ulama dan bersahabat dengan sumber ilmu akan menjadi akibatnya. Menggemari kegiatan mencari,mengeksplorasi ilmu menjadi cirinya. Menjalin interaksi dengan komunitas jamaah pengkaji ilmu menjadi akibat baiknya. Kehidupan saling mendukung dalam menggapai ilmu menjadi keseharian ikhtiarnya. Menggemari manfaat dari berilmu akan menjadi hadiah berharganya.

Menjadikan kegiatan belajar, mengaji, mengembangkan ilmu dan mengaplikasikannya dalam kehidupan menjadi tahapan manusia berilmu dan menghargai ilmu. Selain kebutuhan pokok untuk hidup, makan,minum, berketurunan, manusia, belajar ilmu kehidupan Aqidah, syariah dan muamalah, mempersenjatai ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadi jembatan untuk manusia memuliakan dirinya dengan ilmu. Ilmu dunia kita butuh, ilmu akhirat menjadi jalan menggapai tujuan akhirat, kebahagiaan dan keselamatan abadi.

 

Maka Nabi صلى الله عليه و سلم menuntunkan kita berdoa setiap pagi, dengan doa:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

 “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amal yang diterima“. (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu as-Sunni).

Dampak pengharapan ilmu yang bermanfaat tersebut, kita ikuti dengan upaya mendapatkan ilmu dengan sungguh-sungguh, mementingkan waktunya, mementingkan tempat dan sumbernya, mementingkan diri untuk mendapatkan dan memahami ilmunya, dan bersungguh-sungguh merealisasikan ilmu yang sudah dipahami, sehingga berbuah amal yang manfaat. Semoga kita menjadi bagian dari orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, menghargai ilmu dan memuliakan orang yang berilmu, memuliakan ulama-ulama wa rasatul Anbiya” dengan mendapatkan keberkahannya.

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ, وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَ مِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا

Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, jiwa yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak dikabulkan.” (HR. Muslim:2722, an-Nasa’i VIII/260). (171)

 

#SINARAN

#SINARAN52

Karya Kreasiku

Kumpulan Pantun (Karya Anak  Kelas 5 SDIT Yaumi Fatimah Juwana)

Kumpulan Pantun (Karya Anak Kelas 5 SDIT Yaumi Fatimah Juwana)

Pergi ke pasar membeli ubi Ubi merah enak rasanya Mari kita makan bergizi Agar diri kita menjadi sehat (Mas Reyhan) Jalan-jalan ke Kota Makasar Pulangnya bawa oleh-oleh Rajinlah kamu belajar Agar ,enjadi orang yang sukses (Mbak Tazkiya) Lompat jauh si anak kancil...

Pantun Nasehat

Pantun Nasehat

Menanam bunga di depan rumah Mekar artinya penuh warna Cari ilmu hingga berlimpah Agar hidup bisa bermakna Jalan – jalan ke tepi pantai Jangan lupa membawa tikar Jika ingin jadi anak pandai Kamu harus rajin belajar Di pohon jambu ada tupai Tupai senang terkena angin...

INDAHNYA LAUT  #PUISI

INDAHNYA LAUT #PUISI

Oh laut Kau membuat diriku  Terpesona dengan keindahan mu Kau sangat besar Oh laut Kau bagaikan langit yang berwarna biru Dengan keindahanmu ada beberapa orang yang mengagumi keindahanmu Jika engkau tidak ada Aku tidak bisa membayangkan Bagaimana kehidupan...

Meneliti di Laut Dalam #Cerpen

Meneliti di Laut Dalam #Cerpen

Kring… terdengar suara alarm Ray, Ray segera bangun dari karang dan langsung sarapan. Ray berfikir akan pergi berpetualang di laut ia mengajak teman – temanya untuk  meneliti paus. Ray segera pergi ke rumah teman – temannya. Pertama Ray pergi kerumah Rini...

Artikel Terbaru

Terhubung dengan kami

Kabar Sekolah

Model Pembelajaran Habit Forming di Sekolah Islam Yaumi fatimah 

Model pembelajaran "Habit Forming" atau "Pembentukan Kebiasaan" berfokus pada pembentukan kebiasaan positif dalam proses...

Peran guru dalam sekolah Islam

Peran guru dalam sekolah Islam memiliki signifikansi besar dalam membentuk karakter, moralitas, dan pemahaman keagamaan...

Apresiasi terhadap Pengorbanan Guru dalam Mencerdaskan Bangsa

Ilmu merupakan bekal yang tak ternilai harganya dalam kehidupan manusia. Melalui ilmu, manusia dapat meningkatkan taraf...