Gaya Belajar si Auditori
Oleh : Adin Suryadin,Psi,M.Si
Ada beberapa orang tua yang merasakan kesulitan dalam membimbing belajar putra-putrinya. Apabila mengajari membaca dan menulis anak sulit sekali memahami dan mengikutinya…apakah anak saya inteligensinya rendah..?, tidak juga, buktinya…anak saya mudah menghapal sesuatu dan sudah hampir hapal juz amma walaupun belum bisa membaca Al-Qur’an…
belum lagi disuatu kelas ada anak yang pintar dalam menjawab setiap pertanyaan dari ustadz/ahnya namun ketika tes tertulis jawabannya di kertas kosong semua, karena ia kesulitan untuk menjawab soal dalam bentuk tulisan…apakah anak ini bodoh?..kata ustadzahnya tidak karena sebenarnya ia bisa menjawab secara lisan dan benar jawabannya.
apakah ada yang salah dalam cara belajar anak ini..?.
Inilah sekelumit kasus anak dengan gaya belajar auditori yang menonjol..lalu apa gaya belajar auditori itu..?.
Perlu diketahui setiap anak mempunyai gaya belajar sendiri-sendiri. Pembelajaran akan efektif apabila proses pembelajaran sesuai dengan gaya belajar anak. Kita tidak bisa memaksakan seorang anak harus belajar dengan susasana dan cara yang kita inginkan karena masing-masing anak memiliki tipe dan gaya belajar sendiri-sendiri. Kemampuan anak dalam menangkap materi dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya.
Banyak anak menurun prestasi belajarnya di sekolah karena anak dipaksa belajar tidak sesuai dengan gayanya. Anak akan mudah menguasai materi pelajaran dengan menggunakan cara belajar masing-masing.
Menurut Deporter dan Hernacki (2002), gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur dan mengolah informasi. Terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi yaitu gaya auditori, gaya visual, dan gaya kinestetik. Tentunya gaya yang paling banyak modalitasnya dalam belajar adalah gaya auditory dan dan gaya visual, karena apabila dua gaya ini terlalu lemah biasanya anak akan mengalami kesulitan dalam belajar.
Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik gaya belajar model ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan dalam menulis ataupun membaca.
Ciri-ciri anak dengan gaya belajar Auditori yaitu :
- Anak mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok atau kelas. Artinya anak auditori ini lebih mudah memahami penjelasan yang bersifat verbal baik guru atupun temannya. Maka belajarnya anak seperti ini sering meminta orang lain membacakan buku atau catatannya.
- Anak seperti ini adalah pendengar yang ulung, sekilas mendengarnya ia akan mudah mengingat dan mengulang Makanya kalau nonton televisi anak seperti ini akan cepat mengulang dialognya dari pada ekspresi atau pakaian artis yang ditontonnya.
- Anak dengan gaya belajar Auditori cenderung banyak omong dan belajarnya senang dengan diskusi, namun kesulitan dalam membuat laporan tertulis dan kesulitan mengerjakan pelajaran mengarang dalam bentuk tulisan.
- Si Auditori tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya. Kalaupun si auditori membaca umumnya ia membaca dengan keras sehingga bacaannya bisa di dengarnya sendiri.
- Si Auditori senang berkomunikasi dan bersosialisasi karena dengan banyak berinteraksi ia akan banyak mendengar informasi yang mudah ia serap.
- Anak dengan gaya Auditori Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll.
Tips belajar untuk anak dengan gaya belajar Auditori :
- Doronglah diri anda / anak anda untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
- Ajaklah anda dan anak anda untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
- Gunakan nada dan pola bicara dalam menyampaikan pelajaran yang menarik (biasanya dengan musik, cerita penuh ekspresi)) agar anak yang Auditori lebih tertarik mendengarkan materi pelajaran.
- Rekamlah materi pelajaran agar anak dapat mendengar ulang apa yang disampaikan oleh guru atau ustadz-ustadz
Tentunya setiap orang mempunyai kemampuan macam-macam gaya belajar itu namun dengan modalitas yang berbeda, artinya anak dengan gaya belajar Auditori bukan tidak bisa sama sekali gaya belajar visual ataupun kinestetik hanya kemampuan yang menonjol gaya belajar auditori. Sehingga dengan demikian kita bisa menentukan apakah kita/anak kita termasuk gaya auditori dalam belajar atau gaya yang lainnya?.
Wallahu a’lam bishowab….
Edisi selanjutnya adalah gaya belajar visual…!