www.biasyaumifatimah.com Salah satu perilaku negatif yang kadang tidak terasa dilakukan oleh orang tua adalah mencela anaknya. Kadang orang tua dalam keadaan emosi mengatakan hal yang buruk tentang anaknya, seperti “kamu bodoh” atau “kamu nakal”.
Tidak ada seorang anakpun yang suka dicela, bahkan kita orang dewasa pun ketika dicela akan merasa tidak suka. Kadang ketika kita ingin mengubah perilaku anak kita, kita tunjukkan bahwa dia itu berperilaku buruk dengan mengatakan “kamu bodoh atau kamu nakal”. Sebenarnya hal itu tidak akan memberi dampak positif pada anak, justru celaan itu akan menimbulkan sikap kontraproduktif dari anak. Misal anak semakin berbuat hal yang menjengkelkan kita atau dia mencoba menerima celaan kita dengan menanamkan pada dirinya : “memang aku anak nakal”, naudzubillahi min dzalik.
Lalu bagaimana sebaiknya kita bersikap pada anak kita?
Mari kita perhatikan Rosulullah SAW, kita yakini beliau adalah sosok pendidik paling baik. Beliau adalah sosok guru yang paling mulia. tidak ada pendidik, guru, pengajar yang lebih baik dari nabi kita Muhammad SAW.
Kita perhatikan beliau adalah orang yang sangat menghindari celaan. Beliau tidak pernah mencela anak, bahkan terhadap makanan yang benda mati saja beliau tidak pernah mencela. Diceritakan oleh istri dan sahabat beliau “ Nabi SAW tidak pernah sekalipun mencela makanan”. Terhadap makanan yang merupakan benda mati dan tidak punya perasaan pun nabi Muhammad SAW tidak pernah mencela, apalagi terhadap makhluk hidup, apalagi terhadap anak kecil yang masih putih bersih, yang masih suci fitrahnya, yang punya perasaan, yang punya akal, yang punya hati. Anak-anak itu lebih punya hak untuk tidak dicela. Itulah tauladan agung dari Rosulullah untuk kita.
Pendidikan tanpa celaan itu dirasakan oleh anak-anak yang dekat dengan kehidupan Rosulullah SAW, baik cucu-cucu beliau, putri beliau maupun pelayan beliau. Yang merekam sikap mulia Rosulullah dalam mendidik anak-anak adalah Anas Ibnu Malik. Ibunda Anas Ibnu Malik mempunyai keyakinan bahwa anak akan menjadi baik bila ia dididik oleh orang terbaik dan lingkungan yang baik. Dan semuanya itu ada pada keluarga Nabi. Maka ibunda Anas Ibnu Malik menitipkan Anas pada Rosulullah agar tinggal di rumah beliau, melayani nabi agar Anas mendapatkan pendidikan langsung dari Rosulullah.
Anas Ibnu Malik mengatakan “ demi Allah, aku telah melayani di rumah Nabi selama 10 tahun, demi Allah Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengeluarkan kata-kata hardikan kepadaku, dan beliautidak pernah menanyakan kenapa engkau tidak melakukan ini kenapa engkau lakukan itu? Ketika Rosulullah memerintahkan sesuatu kepadakudan aku menangguhkannya, Rosulullah tidak pernah mencelaku, dan andaikan ada salah satu keluarga beliau mencelaku justru Beliaulah yang membelaku, Rosulullah berkata : biarkanlah dia, seandainya itu ditakdirkan terjadi pasti akan terjadi”. Kita perhatikan etika Rosulullah terhadap Anas, lembutnya sikap Rosulullah terhadap pembantunya.
Dan hasil didikan beliau, kita lihat Al Hasan, Al Husein, Umamah, ibnu Abbas, Anas Ibnu Malik , mereka menjadi anak-anak yang hebat, anak yang berbakti dan anak yang berguna bagi umat.
Ayah bunda..bismillah..semoga kita semua diberi kekuatan dan kesabaran agar bisa mendidik dengan penuh kelembutan seperti yang dicontohkan Rosulullah SAW. Semoga ketika anak kita berbuat salah kita bisa mengingatkan mereka dengan lembut dan bisa mengerahkan mereka dengan baik..aamiin.
Penulis
Ustadzah Purwanti