Sholat itu nomor dua (2)
Mohon maaf atas ketidakjelasan sebelumnya. Untuk memperjelas, dalam Islam, sholat memang merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Kelima rukun Islam tersebut adalah:
- Syahadat (Pengakuan Iman): Membaca dan meyakini kalimat dua syahadat, yaitu “Ashhadu an la ilaha illallah, wa ashhadu anna Muhammadan rasulullah” (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah).
- Sholat (Menjalankan Ibadah Sholat): Melaksanakan sholat lima waktu sehari semalam.
- Zakat (Membayar Zakat): Menunaikan zakat, yaitu memberikan sebagian harta kekayaan kepada yang berhak menerima.
- Puasa Ramadan (Menjalankan Puasa Ramadan): Menjalankan puasa selama bulan Ramadan, menahan diri dari makan, minum, dan perilaku dosa dari terbit fajar hingga matahari terbenam.
- Haji (Melaksanakan Ibadah Haji): Melaksanakan ibadah haji ke Makkah setidaknya sekali seumur hidup, jika mampu secara fisik dan finansial.
Masing-masing rukun tersebut memiliki kedudukan dan kewajiban yang sama pentingnya dalam Islam. Sholat, sebagai nomor dua dari lima rukun Islam, dianggap sebagai pijakan pokok dalam kehidupan seorang muslim, menghubungkan hubungan langsung dengan Allah, dan menjadi landasan spiritualitas dan moralitas.
Pentingnya Sholat
Shalat adalah kewajiban paling utama setelah dua kalimat syahadat (HR. Muslim no.16).
Shalat merupakan pembeda antara muslim dan kafir.
Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya batasan antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan adalah shalat. Barangsiapa meninggalkan shalat, maka ia kafir” (HR. Muslim no.978)
Salah seorang tabi’in bernama Abdullah bin Syaqiq rahimahullah berkata, “Dulu para shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah menganggap suatu amal yang apabila ditinggalkan menyebabkan kafir kecuali shalat.” (HR. At Tirmidzi)
Amalan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat.
Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan.Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan,’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang.Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” Dalam riwayat lainnya, ”Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan dihisab seperti itu pula.” (HR. Abu Dawud)
Mencegah Perbuatan Keji dan Mungkar
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 45 yang berbunyi:
ٱتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Shalat sebagai sarana pembentukan akhlak
Salah satu tujuan dari diutusnya Nabi Muhammad adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang luhur.” (HR. Baihaqi). Akhlak Rasulullah adalah akhlak Al-Qur’an. Tidak ada makhluk yang akhlaknya lebih baik dari Rasulullah. Rasulullah menyempurnakan akhlak manusia dengan cara memberikan contoh yang baik untuk ditiru.
Segala sunnah yang Rasulullah ajarkan merupakan langkah untuk menyempurnakan akhlak. Termasuk sunnah-sunnah untuk melaksakan shalat. Rasulullah banyak mencontohkan dan merutinkan shalat yang selain dari shalat yang lima waktu. Seperti, shalat rawatib, shalat dhuha, shalat tahajud, dan yang lainnya.
Shalat itu dapat mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar. Allah berfirman : “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al Ankabut: 45). Dalam sebuah riwayat disebutkan dari Hurairah, ia berkata “Ada seseorang yang pernah mendatangi Nabi. Ia berkata, “Ada seseorang yang biasa shalat di malam hari namun di pagi hari ia mencuri. Bagaimana seperti itu?” Beliau lantas berkata, “Shalat tersebut akan mencegah apa yang ia lakukan.” (HR. Ahmad).
jadi jangan sampai kita tinggalkan shalat. Meninggalkan perintah shalat wajib akan membekas dalam diri kita. Jika sering kita lakukan, maka diri kita tidak lagi merasa berat ketika kita meninggalkan shalat. Itu merupakan tanda bahwa kita telah menjauh dari Allah dan juga rahmatNya. Seseorang yang jauh dari Allah dan rahmatNya maka akan berada dalam kesesatan, sementara dia tidak menyadari