Menjadi istimewa, inilah impian setiap orang tua bagi anaknya. Untuk mencapai hal tersebut tidak jarang ketika anaknya memasuki usia sekolah, orang tua berusaha memberikan berbagai tambahan keterampilan dan edukasi seperti mengirimnya ke berbagai les, mendatangkan guru privat dan seterusnya.
Padahal, jika memahami kebutuhan dasar mereka sejak awal, orang tua tidak perlu bersusah payah dalam menyiapkan anak menjadi istimewa. Kebutuhan yang dimaksud adalah terpenuhinya rasa aman, merasa dicintai dan aktualisasi dirinya (Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow). Kebutuhan dasar ini dapat dicapai apabila pola stabil dalam pengasuhan di rumah terpenuhi. Pola stabil yang dapat dibentuk dari rumah adalah memenuhi kebutuhan biologis, struktur keluarga yang jelas sebagai orang yang dipercaya dan juga hubungan harmonis antar anggota keluarga.
Apabila anak sudah memasuki masa sekolah maka orang tua harus bekerja sama dengan lembaga pendidikan . Lembaga pendidikan yang dipilih haruslah mewakili pola pengasuhan orang tua. Sekolah hendaknya memiliki fasilitas memadai, peraturan sekolah memperhatikan kesejahteraan anak, ada struktur kelas yang diketahui anak secara pasti siapa guru yang bertanggung jawab pada rasa amannya. Pola stabil yang dapat didukung oleh sekolah yaitu terpenuhinya kebutuhan biologis, adanya struktur anggota kelas yang jelas dan hubungan yang harmonis antar anggota kelas.
Disamping pola stabil pengasuhan, dukungan terhadap eksplorasari anak juga sangat diperlukan untuk pengoptimalkan perkembangan dalam mencapai prestasi istimewa.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial Magister Sains Psikologi Perkembangan DR dr Soedjatmiko SpA(K) Msi mengatakan anak-anak sekolah dasar di antara usia 7-12 tahun mengalami proses transformasi paling intens dalam hidupnya. Pada tahap ini, anak-anak sedang dalam tahap mengembangkan kemampuan dan pengetahuan yang baru seiring dengan pertumbuhan fisik mereka.
Dr Soedjatmiko menambahkan anak-anak yang kebutuhan nutrisinya tidak tercukupi secara optimal memiliki resiko terhambatnya pertumbuhan. Bahkan, kekurangan gizi memberikan dampak pada perkembangan fisik, menimbulkan kelelahan dan emosi, serta memberikan dampak kepada keterampilan sosial mereka saat ini dan di masa depan. Asupan nutrisi yang tepat dan seimbang sangat penting dan merupakan kunci selama masa pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Mengkonsumsi makanan bernutrisi dapat mendukung anak dalam menggapai minat dan bakatnya, menjaga kebutuhan energi mereka, serta memiliki prestasi di sekolah. Maka untuk mencapai dukungan tersebut disarankan orang tua dalam memilih sekolah memperhatikan sekolah yang dapat memenuhi kebutuhan gizi peserta didiknya.
Sementara itu, psikolog pendidikan Dr Lucia RM Royanto MSi MspEd menjelaskan anak-anak berusia 7-12 tahun memiliki minat dan bakat besar dalam aspek kognitif, sosial, emosional dan fisik. Kemampuan berpikir mereka dapat diasah melalui stimulasi serta pengaruh dari lingkungan sekitar. Tetapi pada tahap ini, sebagian besar anak dibesarkan dengan pola asuh yang tradisional, kekhawatiran untuk beradaptasi di dunia modern dan semata-mata fokus pada pencapaian akademis. Hal ini dapat membatasi keinginan dan kebutuhan anak untuk bereksplorasi; sehingga membatasi perkembangan fisik mereka.
Padahal, lanjut Dr Lucia, kemampuan seorang anak untuk berkembang akan membawa mereka ke berbagai pengalaman sebagai dasar yang kuat untuk menggapai minat dan bakat mereka di masa depan. Untuk memaksimalkan potensi minat dan bakat anak diperlukan peranan bersama antara orang tua dan pendidik (sekolah ) untuk mengasuh dan membimbing anak-anak dalam menggapai minat dan bakat alami mereka. Pemilihan sekolah yang memberi ruang untuk bereksplorasi mutlak diperlukan untuk mewujudkan keinginan tersebut. Terpenuhinya kebutuhan dasar, aktualisasi diri , dan luasnya ruang ekplorasi yang diperoleh menjadikan anak anak dapat tumbuh maksimal menjadi pribadi-pribadi yang istimewa.
Penulis
Ustadzah Nur hidayati, S.Pt