oleh adm yf | Jan 24, 2024 | Pendidikan
Pada artikel sebelumnya kita telah membahas tentang Apa itu Etika?
adakah orang yang tidak memiliki etika? Orang yang tidak memiliki etika atau perilaku yang baik dan benar seringkali menunjukkan sejumlah ciri-ciri negatif dalam interaksi dan perilaku mereka.
beberapa ciri-ciri orang yang tidak memiliki etika:
- Tidak Jujur:
– Orang yang tidak memiliki etika seringkali cenderung tidak jujur. Mereka mungkin berbohong atau menyembunyikan informasi untuk keuntungan pribadi.
- Tidak Bertanggung Jawab:
– Ketidakbertanggungjawaban terlihat dari perilaku yang tidak mau mengakui atau mengambil tanggung jawab atas tindakan atau keputusan mereka.
- Egois:
– Orang tanpa etika mungkin lebih condong pada perilaku egois, di mana kepentingan dan kepuasan pribadi diutamakan tanpa memperhatikan dampaknya pada orang lain.
- Tidak Empati:
– Kekurangan empati seringkali terlihat pada orang yang tidak memiliki etika. Mereka tidak mampu memahami atau peduli terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain.
- Memanipulasi Orang Lain:
– Orang tanpa etika mungkin menggunakan taktik manipulatif untuk mencapai tujuan mereka, seringkali tanpa memperdulikan integritas atau kerugian bagi orang lain.
- Pelanggaran Norma Sosial:
– Mereka cenderung mengabaikan atau melanggar norma sosial dan aturan-aturan yang mengatur perilaku di masyarakat.
- Tidak Menghargai Privasi Orang Lain:
– Ketidakhormatan terhadap privasi orang lain sering terlihat pada orang yang tidak memiliki etika, seperti mengintip, mendengarkan percakapan pribadi, atau menyebarkan informasi yang seharusnya bersifat pribadi.
- Tidak Peduli terhadap Dampak Sosial:
– Orang tanpa etika mungkin tidak memperhitungkan dampak sosial dari tindakan atau keputusan mereka, bahkan jika itu merugikan orang lain atau masyarakat.
- Ketidakadilan:
– Tidak menghargai prinsip keadilan dan keberpihakan, serta sering kali bersikap diskriminatif atau tidak adil dalam memperlakukan orang lain.
- Tidak Menghormati Kesepakatan:
– Orang yang tidak memiliki etika mungkin sering kali tidak menghormati kesepakatan atau kontrak yang telah dibuat, sehingga dapat merugikan pihak lain.
Penting untuk diingat bahwa setiap orang dapat tumbuh dan belajar dari pengalaman, dan perilaku seseorang tidak selalu tetap. Meskipun seseorang mungkin menunjukkan ciri-ciri tersebut, ada kemungkinan untuk perubahan dan perbaikan melalui refleksi diri dan pengembangan etika.
Contoh tak punya etika
Contoh perilaku orang yang tidak memiliki etika dapat bervariasi, dan situasinya dapat berbeda-beda. Di bawah ini adalah beberapa contoh perilaku yang bisa dianggap sebagai tanda kurangnya etika:
- Penipuan
– Seseorang yang sering berbohong atau menipu dalam interaksi sosial atau bisnis, tanpa mempertimbangkan dampaknya pada orang lain.
- Pencurian
– Mencuri barang atau uang dari orang lain tanpa izin atau persetujuan.
- Perilaku Diskriminatif
– Menghina, merendahkan, atau memperlakukan orang lain secara tidak adil berdasarkan ras, agama, gender, atau karakteristik lainnya.
- Pelanggaran Privasi
– Mengintip atau mencampuri privasi orang lain tanpa izin, misalnya, membuka pesan pribadi atau meretas akun online.
- Korupsi
– Terlibat dalam praktik korupsi di tempat kerja atau dalam urusan pemerintah, seperti menerima atau memberikan suap untuk keuntungan pribadi.
- Pelecehan Seksual
– Melakukan tindakan atau komentar yang tidak diinginkan dan merendahkan martabat seseorang secara seksual.
- Pencemaran Nama Baik
– Menyebarluaskan informasi palsu atau merendahkan reputasi seseorang dengan tujuan merusak citra mereka.
- Tidak Bertanggung Jawab
– Menolak atau menghindari tanggung jawab atas tindakan atau keputusan mereka sendiri, bahkan jika itu merugikan orang lain.
- Keserakahan
– Mengejar keuntungan pribadi tanpa memperhatikan dampak negatif pada orang lain atau masyarakat.
- Intimidasi atau Bullying
– Menyakiti atau mengintimidasi orang lain secara fisik, verbal, atau online, dengan tujuan merendahkan atau menguasai mereka.
Penting untuk dicatat bahwa perilaku buruk tidak selalu bersifat mutlak atau tetap, dan seseorang dapat berubah melalui pengembangan etika dan kesadaran diri. Lingkungan, nilai-nilai moral, dan tanggung jawab pribadi dapat memainkan peran penting dalam membentuk perilaku seseorang.
Seorang yang mempunyai etika baik dan beradab, mereka sudah terbiasa melakukan hal-hal yang baik dari kecil yang bisa terbentuk dari lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah.
Sekolah Islam Yaumi Fatimah dengan metode Habit Forming atau membiasakan yang Mengedepankan penanaman Tauhid dan Akhlak dalam mendidik putra putri Ayah Bunda.
daftarkan putra putri anda di sekolah islam pati Yaumi fatimah
oleh adm yf | Jan 23, 2024 | Pendidikan
Pengertian Etika
Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya adalah perbuatan, sikap, atau tindakan manusia. Pengertian etika secara khusus adalah ilmu tentang sikap dan kesusilaan suatu individu dalam lingkungan pergaulannya yang kental akan aturan dan prinsip terkait tingkah laku yang dianggap benar.
Sedangkan pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku. Penerapan norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu di dalam bermasyarakat.
Pengertian Etika Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah penjabaran secara singkat mengenai pengertian etika dari beberapa ahli.
- Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja
Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja merupakan salah satu tokoh pendidikan di Indonesia, memberikan definisi bahwa etika adalah suatu ilmu yang memberikan arahan, acuan, dan juga pijakan pada suatu perilaku atau perbuatan manusia.
- Aristoteles
Aristoteles merupakan seorang filsuf asal Yunani dan murid dari Plato berpendapat dengan membagi etika menjadi 2 pengertian, yakni Terminius Technicus dan Manner and Cutom.
Terminius Technicus merupakan etika sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari problema tingkah laku atau perbuatan individu (manusia), sedangkan Manner and Cutom merupakan pengkajian etika berkaitan dengan tata cara dan adat yang melekat dalam diri individu, serta terkait dengan baik dan buruknya tingkah laku, perbuatan, ataupun perilaku individu tersebut.
- W. J. S. Poerwadarminta
Wilfridus. J. S Poerwadarminta merupakan salah satu tokoh sastra Indonesia, mengemukakan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan terkait perbuatan dan perilaku manusia dilihat dari sisi baik dan sisi buruknya yang ditentukan oleh manusia pula.
Etika Sudut Pandang Islam
Etika Islam berbeda dengan etika dalam pandangan filsafat. Karakteristik utama dari etika Islam adalah adanya tuntutan untuk berperilaku dengan baik dan menghindari perilaku yang buruk. Sumber moral yang menjadi acuan penetapan standar etika Islam adalah wahyu dari Allah yang disampaikan di dalam Al-Qur’an dan hadis. Selain itu, etika Islam berlaku secara universal di segala tempat dan segala waktu. Sifat dari etika Islam ialah masuk akal sehingga dapat diterapkan oleh seluruh manusia. Tujuan akhir dalam etika Islam adalah pembentukan akhlak yang bersifat luhur
adab dan akhlak Islamiyah adalah etika dan moral yang dianjurkan di dalam ajaran Islam yang tercantum di dalam Al-Quran dan Sunnah, dengan mengikuti contoh dari teladan Nabi Muhammad SAW, yang di dalam akidah Islamiyah dinyatakan sebagai manusia yang paling sempurna akhlaknya.
Doa memohon akhlak yang baik
اللَّهُمَّ أَحْسَنْتَ خَلْقِي فَأَحْسِنْ خُلُقِي
Bacaan latin: Allahumma ahsanta kholqii fa ahsin khuluqii
Artinya : Ya Allah, sebagaimana Engkau telah membaguskan tubuhku, maka baguskanlah akhlakku
didalam Doa tersebut kita tidak hanya menghargai keindahan ciptaan Allah dalam bentuk fisik (Jasmani), tetapi juga memohon pertolongan-Nya untuk menjaga dan memperbaiki akhlak serta perilaku umat muslim.
oleh adm yf | Des 14, 2023 | Pendidikan
Faktor kondisi ekonomi dapat mempengaruhi peluang kerja alumni sekolah Islam dalam beberapa hal, yaitu:
- Ketersediaan lapangan kerja. Kondisi ekonomi yang stabil dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Hal ini akan meningkatkan peluang kerja bagi semua lulusan, termasuk alumni sekolah Islam.
- Upah minimum. Kenaikan upah minimum akan meningkatkan daya beli masyarakat dan meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa. Hal ini akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja di sektor-sektor yang memproduksi barang dan jasa tersebut.
- Kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah, seperti kebijakan investasi dan perdagangan, dapat mempengaruhi peluang kerja di berbagai sektor ekonomi.
Berikut adalah beberapa contoh realistis dari faktor kondisi ekonomi yang dapat mempengaruhi peluang kerja alumni sekolah Islam:
- Dalam kondisi ekonomi yang stabil dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, alumni sekolah Islam memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan di berbagai sektor, termasuk sektor swasta, pemerintah, dan organisasi non-profit.
- Dalam kondisi ekonomi yang lesu, alumni sekolah Islam mungkin akan lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Namun, mereka masih memiliki peluang untuk mendapatkan pekerjaan di sektor-sektor yang tahan terhadap kondisi ekonomi lesu, seperti sektor pendidikan, kesehatan, dan pertanian.
- Kebijakan pemerintah yang mendukung investasi dan perdagangan dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja di sektor-sektor yang terkait dengan investasi dan perdagangan. Alumni sekolah Islam yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan sektor-sektor tersebut akan memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan.
Berikut adalah beberapa contoh spesifik dari bidang pekerjaan yang dapat dimasuki oleh alumni sekolah Islam:
- Pemimpin politik dan pemerintahan
- Pengusaha dan profesional
- Aktivis sosial dan lingkungan
- Pendidik
- Dokter
- Perawat
- Arsitek
- Insinyur
- Akuntan
- Pengacara
- Jurnalis
- Sastrawan
- Pelukis
- Pemusik
Tentu saja, peluang kerja yang akan dimasuki oleh alumni sekolah Islam juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti minat dan bakat, serta keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki.
oleh adm yf | Des 13, 2023 | Pendidikan
Pendidikan Islam memiliki sejarah yang kaya dan terus memainkan peran penting dalam membentuk pikiran dan hati siswa. Sekolah Islam menyediakan pendidikan komprehensif yang mengintegrasikan pengetahuan sekuler dan agama, membina perkembangan intelektual, spiritual, dan moral siswa.
Ketika dunia menjadi semakin beragam, pentingnya pendidikan Islam menjadi semakin signifikan. Sekolah Islam mempunyai kekuatan untuk membina hubungan yang mendalam dengan keimanan, menanamkan nilai-nilai moral, dan menciptakan rasa kebersamaan di kalangan siswa. Dengan membekali siswa dengan dasar yang kuat dalam pengetahuan sekuler dan agama, sekolah Islam mempersiapkan mereka untuk menjadi individu yang berpengetahuan luas yang dapat menavigasi kompleksitas dunia modern sambil tetap setia pada keyakinan mereka.
Masa depan pendidikan Islam tampak menjanjikan, dengan kemajuan teknologi yang memberikan peluang baru untuk belajar dan berhubungan dengan siswa secara global. Dengan memanfaatkan peluang-peluang ini dan mengatasi tantangan yang mereka hadapi, sekolah Islam dapat terus berkembang dan memberikan dampak jangka panjang pada kehidupan siswa dan komunitasnya.
Pendidikan Islam merupakan kekuatan dahsyat yang membentuk pikiran, hati, dan jiwa individu, menumbuhkan pemahaman mendalam tentang keimanan, ilmu pengetahuan, dan akhlak. jadi alumni sekolah islam masa depan suram hanyalah sebuah stigma masyarakat yang belum mengenal sekolah islam
Kapan Alumni Sekolah Islam Berjaya?
Kita tahu bahwa Indonesia Emas 2045 tetapi alumni sekolah islam telah berjaya sejak ekonomi syariah di indonesia berdiri pada tahun 1992 hanya saja masih sedikit alumni yang dapat berkarir, masa depan alumni sekolah Islam tahun 2030 akan cerah. Hal ini dikarenakan sekolah Islam memiliki keunggulan-keunggulan yang dapat mempersiapkan alumninya untuk menghadapi tantangan masa depan.
Keunggulan-keunggulan tersebut antara lain:
- Pembentukan karakter yang kuat. Sekolah Islam menekankan pentingnya pembentukan karakter yang kuat, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan toleransi. Karakter-karakter ini sangat penting untuk dimiliki oleh seseorang agar dapat sukses dalam kehidupan.
- Pemahaman agama yang mendalam. Sekolah Islam memberikan pemahaman agama yang mendalam kepada para siswanya. Pemahaman agama yang mendalam ini dapat membantu siswa untuk menjadi pribadi yang lebih beriman dan bertakwa.
- Keterampilan dan pengetahuan yang memadai. Sekolah Islam juga membekali siswanya dengan keterampilan dan pengetahuan yang memadai, baik keterampilan akademik maupun keterampilan non-akademik. Keterampilan dan pengetahuan ini sangat penting untuk dimiliki oleh seseorang agar dapat bersaing di dunia kerja.
Berdasarkan keunggulan-keunggulan tersebut, alumni sekolah Islam memiliki peluang yang besar untuk sukses di masa depan. Mereka akan menjadi pribadi yang cerdas, berakhlak mulia, dan memiliki keterampilan yang memadai. Alumni sekolah Islam juga akan menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang dapat membawa perubahan positif bagi bangsa dan negara.
Berikut adalah beberapa contoh peran yang dapat dimainkan oleh alumni sekolah Islam di masa depan:
- Pemimpin politik dan pemerintahan. Alumni sekolah Islam memiliki pemahaman agama yang mendalam dan keterampilan kepemimpinan yang baik. Hal ini membuat mereka menjadi kandidat yang ideal untuk menjadi pemimpin politik dan pemerintahan.
- Pengusaha dan profesional. Alumni sekolah Islam memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk bersaing di dunia kerja. Mereka juga memiliki etos kerja yang kuat dan jiwa kewirausahaan yang tinggi. Hal ini membuat mereka memiliki peluang yang besar untuk menjadi pengusaha dan profesional yang sukses.
- Aktivis sosial dan lingkungan. Alumni sekolah Islam memiliki jiwa sosial yang tinggi dan peduli terhadap lingkungan. Mereka dapat menjadi aktivis sosial dan lingkungan yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Tentu saja, masa depan alumni sekolah Islam juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti kondisi ekonomi dan politik di Indonesia. Namun, jika alumni sekolah Islam terus mengembangkan potensi mereka dan berkontribusi positif bagi masyarakat, maka mereka akan memiliki masa depan yang cerah.
oleh adm yf | Des 5, 2023 | Kabar Sekolah, Pendidikan
Model pembelajaran “Habit Forming” atau “Pembentukan Kebiasaan” berfokus pada pembentukan kebiasaan positif dalam proses pembelajaran. Ide dasarnya adalah menggunakan prinsip-prinsip psikologi dan neurosains untuk membantu siswa membentuk kebiasaan belajar yang baik. Dalam model ini, tujuan utamanya adalah menciptakan rutinitas dan kebiasaan yang berkontribusi pada pembelajaran yang efektif dan berkelanjutan.
Beberapa prinsip utama dari model pembelajaran Habit Forming melibatkan:
Tujuan Kecil dan Terukur:
- Menetapkan tujuan kecil dan terukur membantu siswa fokus pada pencapaian yang dapat diukur. Ini dapat membantu memecah tujuan yang lebih besar menjadi langkah-langkah yang lebih mudah diukur dan dicapai.
Pertanyaan Reflektif:
- Siswa didorong untuk secara teratur merefleksikan kemajuan mereka, baik secara individu maupun bersama guru atau teman sekelas. Pertanyaan reflektif membantu siswa memahami kekuatan dan kelemahan mereka dalam membentuk kebiasaan belajar.
Penggunaan Pengingat dan Pengingat Visual:
- Penggunaan pengingat dan pengingat visual dapat membantu siswa mengingat tugas-tugas atau kegiatan pembelajaran yang harus mereka lakukan. Hal ini dapat berupa pengingat di ponsel, post-it di meja, atau elemen visual lainnya.
Pemberian Umpan Balik Positif:
- Umpan balik positif dapat memperkuat kebiasaan belajar yang diinginkan. Guru dapat memberikan pujian atau pengakuan kepada siswa yang konsisten dalam membentuk kebiasaan positif.
Penggunaan Sistem Hadiah:
- Sistem hadiah, seperti poin atau tangga prestasi, dapat memberikan insentif tambahan untuk siswa yang mencapai tujuan atau konsisten dalam membentuk kebiasaan belajar yang positif.
Pertumbuhan Melalui Proses:
- Mengajarkan siswa bahwa proses pembentukan kebiasaan adalah perjalanan pertumbuhan dan bahwa kegagalan adalah bagian alami dari proses tersebut. Ini mendorong siswa untuk tetap termotivasi meskipun menghadapi rintangan.
Keterlibatan Siswa dalam Penetapan Tujuan:
- Siswa lebih terlibat dalam proses pembelajaran ketika mereka ikut menetapkan tujuan mereka sendiri. Hal ini dapat memberikan rasa kepemilikan yang lebih besar terhadap tujuan dan kebiasaan yang mereka bentuk.
Integrasi dengan Rutinitas Sehari-hari:
- Membentuk kebiasaan belajar lebih efektif ketika itu terintegrasi dengan rutinitas sehari-hari siswa. Sebagai contoh, menetapkan waktu tetap untuk belajar setiap hari atau menghubungkan pembelajaran dengan aktivitas rutin dapat membantu membentuk kebiasaan tersebut.
Contoh penerapan konsep habit forming di sekolah
Pembentukan Rutinitas Harian
Sekolah dapat membantu siswa membentuk kebiasaan belajar dengan menetapkan rutinitas harian yang konsisten. Misalnya, menetapkan waktu khusus untuk membaca buku setiap hari atau menjadwalkan sesi revisi pada waktu yang sama setiap minggu.
Penggunaan Pengingat dan Agenda
Siswa dapat diberikan agenda atau planner untuk mencatat tugas, jadwal ujian, dan proyek. Pengingat reguler atau notifikasi di ponsel atau komputer juga dapat membantu siswa tetap terorganisir.
Umpan Balik Positif dan Penghargaan
Menerapkan sistem pemberian umpan balik positif dan penghargaan untuk siswa yang menunjukkan kebiasaan belajar yang baik. Ini dapat berupa sertifikat prestasi, pengakuan di depan kelas, atau poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah.
Proyek Kolaboratif dan Tim
Mendorong siswa untuk bekerja dalam proyek kolaboratif atau tim dapat membantu membentuk kebiasaan kerja sama dan komunikasi yang baik. Pengalaman positif dalam kerja tim dapat mendorong siswa untuk membentuk kebiasaan positif dalam belajar bersama.
Pengajaran Keterampilan Manajemen Waktu
Integrasi pembelajaran keterampilan manajemen waktu dalam kurikulum membantu siswa mengembangkan kebiasaan efisien dalam mengatur waktu mereka untuk berbagai tugas dan kegiatan.
Kegiatan Ekstrakurikuler Berbasis Keterampilan
Menawarkan kegiatan ekstrakurikuler yang membangun keterampilan tertentu (seperti klub penulisan, klub sains, atau klub seni) dapat membantu siswa membentuk kebiasaan belajar yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Peningkatan Kesadaran Diri
Mendorong siswa untuk memantau kemajuan mereka sendiri dan merefleksikan kebiasaan belajar mereka. Ini dapat dilakukan melalui jurnal refleksi, pertemuan individu dengan guru, atau diskusi di kelas.
Pembiasaan Shalat dan Kegiatan Keagamaan
Di sekolah Islam, membentuk kebiasaan shalat dan melibatkan siswa dalam kegiatan keagamaan seperti bacaan Al-Quran, dzikir, dan kegiatan keagamaan lainnya dapat menjadi bagian penting dari habit forming.
Pembentukan Etika dan Sikap Positif
Melalui pendidikan karakter dan pembentukan etika, sekolah dapat membantu siswa membentuk kebiasaan positif dalam sikap, perilaku, dan interaksi dengan orang lain. Melalui pendekatan ini, sekolah islam dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan kebiasaan belajar positif dan membantu siswa mengintegrasikan kebiasaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Model pembelajaran Habit Forming mencoba memanfaatkan pemahaman tentang bagaimana otak dan psikologi individu bekerja dalam membentuk kebiasaan. Dengan merancang strategi pembelajaran yang memanfaatkan prinsip-prinsip ini, guru dapat membantu siswa mengembangkan kebiasaan belajar yang positif dan berkelanjutan.
Bisa Karena Terbiasa. yuk daftarkan buah hati anda di Sekolah Islam Yaumi Fatimah
Mulai dari jenjang Daycare, TK, SD hingga SMP.