Panduan Islam didalam urusan mencetak generasi berilmu, terajut diciri-ciri Ulul Albab (Q.S.2 : 190-191)
- Orang yang Orientasi Hidup hanya untuk Alloh (mengingat Alloh SWT dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring).
- Meng Eksplorasi Diri secara maksimal dengan ilmu dan amal (memikirkan penciptaan langit dan bumi).
- Memiliki keprasahan ketundukan secara positif kepada sang pencipta “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia.”
- landasannya Tauhid murni, bersih secara Uluhiah dan Rububiyah (Maha Suci Engkau).
- Dengan kehidupan yang hati-hati dalam koridor aturan Alloh SWT “Maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Maka Pendidikan, sebagai pemulyaan generasi mendatang tidaklah bebas nilai, atau dengan nilai seadanya atau bahkan mengada-ada, namun ada “misi Suci” sebagai hamba Alloh sekaligus KholifahNya.
Maka diawal tahun ajaran baru sekarang ini, wajar sebagian besar orangtua sepenuh hati mencari lembaga/sekolahan yang mampu merenda harapan positif orangtua dan tercurah “demi Anak”. Sehingga kiat memilih lembaga pendidikan menjadi sangat penting.
- DASAR AQIDAH, ini masalah pokok kehidupan, terlebih lagi urusannya adalah pendidikan. Aqidah yang dominan dengan landasan Logika/Filsafat yang ternyata tidak menyelesaikan masalah “ummat”, maka kembali kepada Al Qur’an – Sunah bukanlah slogan kosong tetapi harus diisi dengan benar, para pelaku pendidik terbimbing kajian Al Quran dan sunah secara Manhaji (sistematis).
- SDM, terlebih pemegang kendali lembaga pendidikan jangan sampai orang-orang yang hidupnya tergantung kepada lembaga tersebut (salah satu tokoh pembaharu di Indonesia menyebut slogan popular (Hidup-hidupilah Lembaga Pendidikan, jangan mencari hidup dari lembaga pendidikan.” Hal ini berbeda dengan Ekssekutif, dari mulai pemikir/direktur sampai guru-guru/ustadzah memang harus orang yang Hidup – secara profesional mengelola Lembaga Pendidikan, bukan kegiatan sambilan. SDM pelaku juga orang-orang yang terlatih dibidangnya, ada lembaga pendidikan yang mengsah kemampuan profesinya, tidak asal comot (seolah”toh hanya guru”)
- FASILITAS, tentu yang mendukung Sistem Pendidikan Modern yang sangat peduli untuk mengeksplorasi anak didik maju berkembang sesuai bakat dan minatnya. Dengan halaman bermain yang memadai (dari perlengkapan yang merangsang motorik halus dan kasar), memiliki nilai keindahan, hijau dengan taman yang sejuk. Bukan seperti pendidikan konvensional yang mengadakan Fasilitas sekolah untuk digunakan secara umum dan minim. Jumlah murid yang berjejal sampai 40 didik, tetntu ciri pola konvesioanal.
- METODE, termasuk masalah prinsip, Pendidikan konvensional yang menjadikan Guru sebagai sentral informasi dan gudang ilmu segala macam, yang menjadikan anak didik laksana gelas kosong yang kemudian diisi sekehendak guru tentu tidak menjamin anak masa depan bisa Survive di era global. Islam Terpadu yang diusung 20 tahun yang lalu, kemudian mendapat tempat dipentas pendidikan nasional, tentu membahagiakan, ada tanda-tanda perubahan zaman yang menjadikan pendidikan generasi kedepan benar-bnar dengan lembaga pendidikan generasi kedepan benar-benar menjamin masa depannya,
Maka adakan SHOPPING SEKOLAH, kenali cermati dan pahami, tentu di YAUMI FATIMAH ‘beda’dengan lembaga pendidikan yang lain. Dan orangtua calon siswa/i memiliki otoritas sendiri sendiri untuk mengambil sikap.