Model pembelajaran “Habit Forming” atau “Pembentukan Kebiasaan” berfokus pada pembentukan kebiasaan positif dalam proses pembelajaran. Ide dasarnya adalah menggunakan prinsip-prinsip psikologi dan neurosains untuk membantu siswa membentuk kebiasaan belajar yang baik. Dalam model ini, tujuan utamanya adalah menciptakan rutinitas dan kebiasaan yang berkontribusi pada pembelajaran yang efektif dan berkelanjutan.
Beberapa prinsip utama dari model pembelajaran Habit Forming melibatkan:
Tujuan Kecil dan Terukur:
- Menetapkan tujuan kecil dan terukur membantu siswa fokus pada pencapaian yang dapat diukur. Ini dapat membantu memecah tujuan yang lebih besar menjadi langkah-langkah yang lebih mudah diukur dan dicapai.
Pertanyaan Reflektif:
- Siswa didorong untuk secara teratur merefleksikan kemajuan mereka, baik secara individu maupun bersama guru atau teman sekelas. Pertanyaan reflektif membantu siswa memahami kekuatan dan kelemahan mereka dalam membentuk kebiasaan belajar.
Penggunaan Pengingat dan Pengingat Visual:
- Penggunaan pengingat dan pengingat visual dapat membantu siswa mengingat tugas-tugas atau kegiatan pembelajaran yang harus mereka lakukan. Hal ini dapat berupa pengingat di ponsel, post-it di meja, atau elemen visual lainnya.
Pemberian Umpan Balik Positif:
- Umpan balik positif dapat memperkuat kebiasaan belajar yang diinginkan. Guru dapat memberikan pujian atau pengakuan kepada siswa yang konsisten dalam membentuk kebiasaan positif.
Penggunaan Sistem Hadiah:
- Sistem hadiah, seperti poin atau tangga prestasi, dapat memberikan insentif tambahan untuk siswa yang mencapai tujuan atau konsisten dalam membentuk kebiasaan belajar yang positif.
Pertumbuhan Melalui Proses:
- Mengajarkan siswa bahwa proses pembentukan kebiasaan adalah perjalanan pertumbuhan dan bahwa kegagalan adalah bagian alami dari proses tersebut. Ini mendorong siswa untuk tetap termotivasi meskipun menghadapi rintangan.
Keterlibatan Siswa dalam Penetapan Tujuan:
- Siswa lebih terlibat dalam proses pembelajaran ketika mereka ikut menetapkan tujuan mereka sendiri. Hal ini dapat memberikan rasa kepemilikan yang lebih besar terhadap tujuan dan kebiasaan yang mereka bentuk.
Integrasi dengan Rutinitas Sehari-hari:
- Membentuk kebiasaan belajar lebih efektif ketika itu terintegrasi dengan rutinitas sehari-hari siswa. Sebagai contoh, menetapkan waktu tetap untuk belajar setiap hari atau menghubungkan pembelajaran dengan aktivitas rutin dapat membantu membentuk kebiasaan tersebut.
Contoh penerapan konsep habit forming di sekolah
Pembentukan Rutinitas Harian
Sekolah dapat membantu siswa membentuk kebiasaan belajar dengan menetapkan rutinitas harian yang konsisten. Misalnya, menetapkan waktu khusus untuk membaca buku setiap hari atau menjadwalkan sesi revisi pada waktu yang sama setiap minggu.
Penggunaan Pengingat dan Agenda
Siswa dapat diberikan agenda atau planner untuk mencatat tugas, jadwal ujian, dan proyek. Pengingat reguler atau notifikasi di ponsel atau komputer juga dapat membantu siswa tetap terorganisir.
Umpan Balik Positif dan Penghargaan
Menerapkan sistem pemberian umpan balik positif dan penghargaan untuk siswa yang menunjukkan kebiasaan belajar yang baik. Ini dapat berupa sertifikat prestasi, pengakuan di depan kelas, atau poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah.
Proyek Kolaboratif dan Tim
Mendorong siswa untuk bekerja dalam proyek kolaboratif atau tim dapat membantu membentuk kebiasaan kerja sama dan komunikasi yang baik. Pengalaman positif dalam kerja tim dapat mendorong siswa untuk membentuk kebiasaan positif dalam belajar bersama.
Pengajaran Keterampilan Manajemen Waktu
Integrasi pembelajaran keterampilan manajemen waktu dalam kurikulum membantu siswa mengembangkan kebiasaan efisien dalam mengatur waktu mereka untuk berbagai tugas dan kegiatan.
Kegiatan Ekstrakurikuler Berbasis Keterampilan
Menawarkan kegiatan ekstrakurikuler yang membangun keterampilan tertentu (seperti klub penulisan, klub sains, atau klub seni) dapat membantu siswa membentuk kebiasaan belajar yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Peningkatan Kesadaran Diri
Mendorong siswa untuk memantau kemajuan mereka sendiri dan merefleksikan kebiasaan belajar mereka. Ini dapat dilakukan melalui jurnal refleksi, pertemuan individu dengan guru, atau diskusi di kelas.
Pembiasaan Shalat dan Kegiatan Keagamaan
Di sekolah Islam, membentuk kebiasaan shalat dan melibatkan siswa dalam kegiatan keagamaan seperti bacaan Al-Quran, dzikir, dan kegiatan keagamaan lainnya dapat menjadi bagian penting dari habit forming.
Pembentukan Etika dan Sikap Positif
Melalui pendidikan karakter dan pembentukan etika, sekolah dapat membantu siswa membentuk kebiasaan positif dalam sikap, perilaku, dan interaksi dengan orang lain. Melalui pendekatan ini, sekolah islam dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan kebiasaan belajar positif dan membantu siswa mengintegrasikan kebiasaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Model pembelajaran Habit Forming mencoba memanfaatkan pemahaman tentang bagaimana otak dan psikologi individu bekerja dalam membentuk kebiasaan. Dengan merancang strategi pembelajaran yang memanfaatkan prinsip-prinsip ini, guru dapat membantu siswa mengembangkan kebiasaan belajar yang positif dan berkelanjutan.
Bisa Karena Terbiasa. yuk daftarkan buah hati anda di Sekolah Islam Yaumi Fatimah
Mulai dari jenjang Daycare, TK, SD hingga SMP.