Melatih bayi berbicara
Oleh : Adin Suryadin,Psi,M.Si
( Team Psikolog BIAS dan Jaringannya )
Betapa senang dan bahagianya apabila orang tua melihat bayinya berceloteh, berbicara menirukan perkataan yang didengarnya. Kelucuan bicara pada bayi dengan menggunakan bahasa yang masih sederhana belum lengkap dan kadang masih ada beberapa huruf dan suku kata yang belum jelas, tapi itu menunjukkan perkembangan bahasa pada bayi berkembang dengan baik sesuai usianya.
Ada beberapa tahapan perkembangan kemampuan bicara pada bayi, yang pertama pada usia 0 – 2 bulan. Pada usia ini umumnya waktu bayi hanya tidur. Si kecil menyatakan lapar, ngantuk dan tak nyaman lewat tangisan, tahapan yang kedua 3 – 5 bulan. Bayi sudah merespon ketika diajak bicara atau bercanda dengan mengeluarkan suara-suara vokal “a” adakalanya juga suara seperti orang berkumur, tahapan yang ke tiga 6 – 8 bulan. Mulai mengoceh dengan nada yang terdengar berganti-ganti. Kata yang keluar seringnya pengulangan suku kata “ pa, ma ” dan lain-lain, tahapan yang keempat 9 – 11 bulan. Suku kata diusia ini yang sebelumnya sudah dapat menirukan semakin sering berkembang bahkan ia sudah mulai bersuara memanggil “ mama, papa, mam-mam dan lain-lain. ” Bisa menunjukkan kata yang kita ucapkan, tahapan kelima 12 – 15 bulan. Bayi sudah mulai merangkai suku kata menjadi kata-kata sederhana seperti “ ma mam-mam ( untuk minta makan ), mi mimi ( untuk minta minum )”.
Pada dasarnya bayi yang normal perkembangannya akan mudah menirukan bahasa dan perkataan yang sering ia dengar disekitarnya, namun ada beberapa bayi yang perkembangan bicaranya terlambat. Tentunya menyebabkan orang tua merasa sedih, cemas dan malu karena anaknya sudah lebih dari satu tahun belum bisa berbicara seperti teman-teman seusianya.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua yang anak bayinya mengalami keterlambatan dalam berbicara. Yang pertama yang harus kita lakukan adalah memeriksakan bayi kita kepada dokter apakah pendengarannya berfungsi dengan baik ? Kedua, apakah sudah ada suara berupa lenguhan, ocehan atau desisan udara yang keluar dari mulutnya?, kalau menurut dokter secara faal alat bicaranya baik maka ada beberapa tips yang bisa dilakukan orang tua untuk melatih bicara pada anak bayinya :
- Latih kontak mata anak dengan cara kalau anda berbicara padanya wajah anda selalu berhadapan dengan wajah anak sehingga anak dapat melihat bagaimana mimik kita pada saat berbicara.
- Sering-seringlah mengajak bayi kita berbicara secara perlahan, jelas dan tegas ( banyak menggunakan kata dasar sebagai permulaan misal : ambil, makan, sini, mimi, mama dan seterusnya ).
- Perhatikan ocehan dan bahasa tubuh anak, sehingga kita bisa mengetahui apa yang dinginkannya, kemudian katakan dengan bahasa yang jelas dan perlahan. Misalnya kalau anak mengatakan “ ma atu mu maan, kita bisa mengulang kembali oh kamu mau makan”.
- Latih kekuatan mulut dan rahang misal dengan meniup, mengunyah, berkumur dan memijit secara perlahan di daerah sekitar rahang dan mulut. Kalau anak bayi kita sudah bisa meniup, mengunyah maka ia akan bisa mengeluarkan suara, tinggal kita melatih bagaimana mengontrol suara yang keluar sesuai keinginan bayi.
- Bersihkan secara berkala langit-langit mulut dan lidah dengan sikat khusus yang halus. Kalau langit-langit mulutnya halus dan berlendir lidah bayi akan sulit mengatur udara yang keluar dari perut bayi sehingga kontrol suaranya kurang baik karena udara banyak terhalang oleh lendir atau lemak di langit-langit mulut bayi.
- Terus lakukan stimulus dengan pembiasaan anda selalu berkomunikasi dan berbicara secara perlahan namun jelas kepada bayi anda.
- Terima apapun perkataan bayi anda……jangan sampai disalahkan untuk perkataan yang belum benar karena secara psikologis bayi akan menjadi minder sehingga nantinya kurang percaya diri untuk belajar berbicara.
- Latih secara terprogram dan sistematis, mulai dari pengucapan vocal, suku kata yang sama, kata-kata sederhana tanpa huruf mati, huruf S dan huruf R, lanjutkan dengan kalimat mulai dari dua kata sampai tiga kata. Kalau sudah tiga kata bayi kita sudah bisa berkomunikasi dengan baik.
- Tetap sabar dan konsisiten menerapkan program selama enam bulan, insya Allah dalam waktu 6 bulan akan ada perkembangan yang signifikan. Apabila anda sudah melakukan dengan konsisten selama 6 bulan namun belum ada perkembangannya maka selanjutnya konsultasikan anak anda kepada Psikolog untuk mendapatkan program terapi w
Wallahu a’lam bisshowab…………………….
Koreksi artikel psikologi Sinaran Edisi III : Judul, tertulis “simulasi” yang benar “stimulasi”