Membiasakan anak sholat sejak dini

Membiasakan anak sholat sejak dini

Membiasakan anak sholat sejak dini adalah kewajiban orang tua. 

Cara membiasakan anak sholat sejak dini 

Memperkenalkan Anak Tentang Allah dan Rasulnya

Sebelum mulai mengajarkan dan membiasakan anak sholat sejak dini, hal paling utama yang harus dilakukan adalah memperkenalkan mereka tentang Islam, Allah, dan Rasulullah.

Tentunya dengan cara yang mudah dipahami anak sesuai usia mereka.

Misalnya untuk anak batita diajarkan lewat lagu atau dongeng sebelum tidur yang menjelaskan tentang keesaan Allah dan kisah para nabi.

Dimana poin tentang sholat juga masuk dalam poin belajar sambil bercerita tersebut.

Memanfaatkan media sosial dan internet juga dapat dilakukan sebagai upaya untuk membuat anak kenal siapa penciptanya dan bagaimana harus bersyukur dan beriman.

Memberi Pemahaman tentang Ibadah

Memberikan penjelasan yang tepat kepada anak tentang pentingnya ibadah bisa dilakukan dengan cara yang mudah dipahami.

Apalagi ketika ingin ananda sudah mulai terbiasa sholat sejak dini tanpa harus disuruh-suruh apalagi dimarahi.

Cara yang paling tepat adalah menjelaskan tentang ibadah sesuai kalimat yang mudah mereka pahami di usia masing-masing. 

Contohnya “Allah itu sayang sama orang yang rajin sholat, apalagi kalau tepat waktu. Nanti Allah juga akan balas dengan banyak kebaikan buat kamu. Jadi, jangan sia siakan sayangnya Allah, ya, nak.”

Hindari penjelasan yang justru membuat anak takut dan terbebani untuk melakukan sholat karena sejatinya ibadah itu dilakukan dari hati, lalu maksud ibadah akan sampai dan tidak akan ada keterpaksaan.

Jika dikaji berdasarkan rentang umur anak, maka ada tiga kategori cara memberikan pemahaman tentang sholat, yaitu:

Usia Dibawah 7 Tahun

Pada rentang usia ini, anak memang belum bisa maksimal mengikuti apa yang disuruh orang tua salah satunya soal melakukan ibadah sholat. 

Usia 7 Sampai 10 Tahun

Di usia ini anak sudah memiliki kemampuan menerima perintah dan menjalankannya sehingga membiasakan sholat akan lebih mudah dengan menyuruh anak.

Usia Diatas 10 Tahun

Di usia ini anak sudah bisa diajarkan dengan cara lebih keras dan disiplin tinggi. Termasuk memberikan hukuman yang tepat sebagai efek jera bagi mereka saat meninggalkan sholat.

Menjadi Role Model

Cara selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menjadi contoh atau role model bagi buah hati tercinta dalam masalah beribadah.

Sebelum meminta anak belajar dan terbiasa sholat lima waktu setiap hari, orang tua harus sudah lebih dulu sholat lima waktu.

Biarkan anak melihat orang tua sholat setiap waktu. Pada anak balita, mereka akan melihat dan mulai mencoba sendiri.

Lalu akan menjadi terbiasa melihat dan menirukan gerakan shalat. Meskipun untuk mempelajari secara mendalam soal bacaan dan lainnya dilakukan setelah mereka berusia cukup.

Manfaat Membiasakan anak sholat sejak dini 

Membiasakan anak sholat sejak dini memiliki berbagai manfaat yang melibatkan aspek spiritual, psikologis, sosial, dan moral. Berikut adalah beberapa manfaat utama:

Pendidikan Spiritual

Sholat adalah bentuk ibadah dan merupakan sarana langsung untuk berkomunikasi dengan Allah. Membiasakan anak sholat membantu mereka memahami dan menginternalisasi nilai-nilai spiritual dalam agama Islam.

Pengembangan Kebiasaan Positif

Kedisiplinan dan Kebiasaan Sehat: Sholat mengajarkan kedisiplinan waktu dan membantu membentuk kebiasaan positif. Anak-anak yang terbiasa sholat memiliki pola hidup yang terstruktur dan disiplin.

Pembentukan Karakter dan Etika:

Nilai-nilai Moral: Sholat mengandung nilai-nilai moral seperti kejujuran, kesabaran, tanggung jawab, dan kasih sayang. Membiasakan anak sholat membantu membentuk karakter dan etika mereka.

Hubungan dengan Allah:

Keterkaitan Rohani: Sholat adalah bentuk ibadah pribadi yang membangun hubungan langsung dengan Allah. Anak-anak yang diperkenalkan dengan sholat dari dini dapat mengembangkan kesadaran rohani dan rasa keterkaitan dengan Tuhan.

Pemberdayaan Sosial:

Kesadaran Sosial: Sholat melibatkan gerakan-gerakan bersama dalam jamuan berjamaah di masjid. Ini memperkuat rasa persaudaraan, solidaritas sosial, dan kebersamaan umat Islam.

Perlindungan Dari Perbuatan Dosa:

Pertobatan dan Pengampunan: Sholat menjadi sarana pertobatan dan pengampunan dosa. Membiasakan anak dengan sholat mengajarkan mereka pentingnya introspeksi dan pertobatan terhadap perbuatan yang tidak baik.

Peningkatan Kesehatan Mental dan Emosional:

Ketenangan Pikiran: Sholat memberikan momen ketenangan dan refleksi, membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental serta emosional anak.

Peningkatan Konsentrasi dan Fokus:

Kemampuan Berkonsentrasi: Gerakan dan ketentuan dalam sholat membantu meningkatkan kemampuan anak untuk berkonsentrasi dan fokus pada suatu aktivitas.

Pengenalan Nilai-nilai Kejujuran dan Tanggung Jawab:

Kejujuran dan Tanggung Jawab: Sholat mengajarkan anak untuk jujur pada diri sendiri dan tanggung jawab terhadap kewajiban agama. Ini membentuk dasar moral yang kuat.

Perkembangan Hubungan Keluarga:

Kebersamaan Keluarga: Sholat menjadi kegiatan yang dapat dilakukan bersama-sama sebagai keluarga. Ini memperkuat ikatan antaranggota keluarga dan menciptakan kebersamaan.

Membiasakan anak sholat sejak dini adalah investasi panjang yang melibatkan pembentukan karakter dan spiritualitas mereka. Dengan memberikan dasar agama yang kokoh, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang lebih baik, bertaqwa, dan bertanggung jawab

Anak diperintahkan sholat sejak usia berapa?

Anak diperintahkan sholat sejak usia berapa?

Dalam Islam, anak diperintahkan untuk mulai melaksanakan sholat (salat) pada usia tertentu. Namun, ada perbedaan pendapat di antara ulama tentang usia yang tepat untuk memulai kewajiban sholat ini. Umumnya, banyak ulama menyatakan bahwa anak perlu diajarkan dan diarahkan untuk melaksanakan sholat pada usia tujuh tahun. Pada usia ini, anak seharusnya sudah mulai diajarkan tentang pentingnya sholat, gerakan-gerakan dalam sholat, dan tata cara pelaksanaannya.

Beberapa hadis dan petunjuk Nabi Muhammad SAW juga menyoroti pentingnya mengajarkan sholat kepada anak-anak. Sebagai contoh, dalam beberapa riwayat, Nabi menyatakan bahwa anak-anak perlu diajarkan sholat pada usia tujuh tahun, dan orang tua dianjurkan untuk mendisiplinkan anak-anak mereka terkait kewajiban sholat pada usia sembilan tahun.

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مُرُوا الصَّبِيَّ بِالصَّلَاةِ إِذَا بَلَغَ سَبْعَ سِنِينَ ، وَإِذَا بَلَغَ عَشْرَ سِنِينَ فَاضْرِبُوهُ عَلَيْهَا

Artinya: Nabi Muhammad bersabda, perintahkan anak untuk melaksanakan shalat saat menginjak usia tujuh tahun, dan hukumlah jika mereka meninggalkan shalat saat memasuki usia sepuluh tahun.

Dalam Syarah Abi Dawud berjudul Aunul Ma’bud menafsirkan redaksi di atas sebagai perintah yang dibebankan kepada orang tua untuk mengajarkan anak-anaknya shalat. Ini artinya orang tua dibebani tugas untuk mengajarkan anak-anaknya tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan shalat di usia tujuh tahun. Sebab pintu pertama anak-anak bisa mengenal shalat adalah melalui bimbingan dan arahan orang tua.

Penting untuk dicatat bahwa pendekatan yang diterapkan dalam mengajarkan sholat kepada anak dapat bervariasi tergantung pada perkembangan individu anak. Beberapa anak mungkin menunjukkan minat dan kesiapan lebih awal, sementara yang lain mungkin membutuhkan waktu lebih lama. Oleh karena itu, pendekatan yang lembut, penuh pengertian, dan memberikan pemahaman tentang nilai-nilai keagamaan adalah kunci dalam mengajarkan sholat kepada anak

di sekolah islam Yaumi fatimah menggunakan Metode Habbit Forming pembiasaan anak sholat berjamaah sejak usia dini

“Diawali dengan iqomah, dan imam memimpin kami. ( Petugas dijadwalkan). Kami sholat secara khusyuk dengan bacaan dilafalkan sebagai pembelajaran. Utk teman yg baligh mengikuti jamaah di masjid. Memahami sholat khusuk sesuai tahapan usia”

Mendidik anak untuk sholat merupakan tanggung jawab bersama dari orang tua, keluarga, dan masyarakat dalam konteks umum. Berikut adalah pihak-pihak yang berperan dalam mendidik anak tentang sholat:

  • Orang Tua:
    • Peran Orang Tua: Orang tua memiliki peran sentral dalam mendidik anak untuk sholat. Mereka bertanggung jawab memberikan contoh baik dengan melaksanakan sholat secara teratur dan mengajarkan anak-anaknya tentang pentingnya sholat.
    • Pendekatan Lembut: Orang tua perlu mengambil pendekatan yang lembut dan pengertian saat mengajarkan sholat kepada anak-anak. Menggunakan pendekatan yang positif dan memberikan dorongan akan membantu anak merasa nyaman dan bersemangat dalam melaksanakan sholat.
  • Keluarga dan Lingkungan Sosial:
    • Dukungan Keluarga: Anggota keluarga lainnya juga dapat memberikan dukungan dan contoh yang positif dalam melaksanakan sholat. Ini menciptakan lingkungan di mana sholat dianggap sebagai bagian alami dari kehidupan sehari-hari.
    • Komunitas dan Masjid: Lingkungan masyarakat, terutama masjid, dapat menjadi sumber pendidikan dan dukungan. Kegiatan keagamaan, kajian, dan program-program di masjid dapat memberikan pengalaman positif dan memperkuat nilai-nilai keagamaan.
  • Pendidikan Islam di Sekolah:
    • Pendidikan Formal: Sekolah Islam atau lembaga pendidikan agama Islam dapat memberikan kontribusi dalam memberikan pengetahuan dan pemahaman lebih lanjut tentang sholat. Guru agama dan kurikulum keagamaan di sekolah juga berperan dalam membentuk pemahaman agama anak-anak.
  • Media Pendidikan:
    • Media Islami: Media seperti buku, video, dan aplikasi Islami dapat menjadi sumber pembelajaran tambahan. Media ini dapat digunakan untuk mengajarkan anak-anak tentang tata cara sholat, arti bacaan dalam sholat, dan nilai-nilai keagamaan.
  • Komunikasi dan Diskusi:
    • Komunikasi Terbuka: Penting untuk membuka saluran komunikasi antara orang tua dan anak tentang sholat. Diskusi terbuka tentang arti dan manfaat sholat, serta menjawab pertanyaan anak, dapat memperkuat pemahaman dan kepatuhan mereka terhadap sholat.
  • Pendekatan yang Positif:
    • Pujian dan Dorongan: Memberikan pujian dan dorongan ketika anak melaksanakan sholat dengan baik dapat meningkatkan motivasi dan keinginan mereka untuk terus melaksanakan sholat.

Melalui kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak ini, anak-anak dapat tumbuh dengan pemahaman yang kokoh tentang nilai-nilai keagamaan dan pentingnya melaksanakan sholat dalam kehidupan sehari-hari.